Kamis, 16 Agustus 2012

~:::Jika Suatu Saat Nanti Kau Jadi Ibu:::~


Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh..

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, ketahuilah bahwa telah lama umat menantikan ibu yang mampu melahirkan pahlawan seperti Khalid bin Walid. Agar kaulah yang mampu menjawab pertanyaan Anis Matta dalam Mencari Pahlawan Indonesia: “Ataukah tak lagi ada wanita di negeri ini yang mampu melahirkan pahlawan? 

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
Jadilah seperti Asma’ binti Abu Bakar yang menjadi inspirasi dan mengobarkan motivasi anaknya untuk terus berjuang melawan kezaliman. “Isy kariman au mut syahiidan! (Hiduplah mulia, atau mati syahid!),” kata Asma’ kepada Abdullah bin Zubair. Maka Ibnu Zubair pun terus bertahan dari gempuran Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi, ia kokoh mempertahankan keimanan dan kemuliaan tanpa mau tunduk kepada kezaliman. Hingga akhirnya Ibnu Zubair syahid. Namanya abadi dalam sejarah syuhada’ dan kata-kata Asma’ abadi hingga kini.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, 
Jadilah seperti Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya. Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13 tahun. Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar. Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih. Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah dengan potensinya yang lain. Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur’an. Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai sekretaris wahyu. Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini: Zaid bin Tsabit.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, 
Jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah yang rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah. Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu. Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab. Ia tidak lain adalah Imam Ahmad.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, 
Jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya. Seperti Ummu Habibah. Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya. Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya: “Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaanMu. Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya. Peliharalah keselamatannya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, amin!”. Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya, tapi kita pasti mengenal nama besarnya: Imam Syafi’i.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, 
Jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya Abdurrahman. Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi imam masjidil haram, dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu. “Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram…”, katanya memotivasi sang anak. “Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam masjidil haram…”, sang ibu tak bosan-bosannya mengingatkan. Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar menjadi imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani. Kita pasti sering mendengar murattalnya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu terkenal dengan nama Abdurrahman As-Sudais.

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, 
Jadilah orang yang pertama kali yakin bahwa anakmu pasti sukses. Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu. Seperti ibunya Zewail yang sejak anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR. Zewail” di pintu kamar anak itu. Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri. Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor. Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia. Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999.

Rabu, 15 Agustus 2012

so sweetttt

seorang istri menyambut kedatangan suaminya, dan terjadilah percakapan ini

Suami : Assalamu'alaikum...

Istri : Wa'alaikumussalam, eh mas udah pulang... (cium tangan)..
Suami : Gimana kabar hari ini dinda?
Istri : Alhamdulillaah semuanya 
baik mas...
Suami : Anak mas gimana kabarnya yang masih di dalem pyut nih... (nempelin telinga ke perut dinda)

Istri : Masih suka nendang2 mas... ^_^ (ngelus2 perut)
Suami : Eh iya, aku bawa hadiah buat kamu...
Istri : Apa mas? ^^
Suami : Tutup dulu matanya...
Istri : Uuuu, selalu deh... x3
Suami : 1.. 2.. Tigaaaaaaa~~!!.. ^_^
Istri : Waaah so sweet, mas kok tau sih aku suka warna itu.... ^_^ (meluk)
Suami : Apa sih yang nggak buat kamu... (sok) :-"
Istri : IIh.. (cubit)
Suami : Aw... hehehe (cup kening)... Uhibbuki Fillaah yaa zawjatiiii.... :)
______________________
Begitu pentingnya memberi hadiah, sehingga Nabi bersabda, “Salinglah memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR Thabrani)

Masya Allah ^_^

yang baru di bulan agustus....bros handmade

BR-1-----20.000

BR-2----15.000

BR-3----15.000

BR-4----20.000

BUS REGRET

BUS REGRET
Mesin mulai dinyalakan dan bus mulai bergerak..
Dengan tujuan pegunungan yang indah..

Dibelokan pertama sang sopirdengan mudah mengarahkan BUS sesuai dengan tujuan..
Dengan cara yang mudah dia mulai mengatur laju BUS..
Sang kernet mulai membantu sang sopir melihat arah samping agar roda tidak terselip..

Perjalanan dilalui dengan lancer dan penuh dengan keceriaan..
Semua berharap dapan memaluinya dengan kenyamanan..
Sopir dan Kernet muali bahu membahu mencapai Tujuan BUS..

Ditanjakan pertama,, beban mulai terasda berat..
Usaha kecil yang Sopir lakukan..
Dia hanya menginjak tuas Gas yang ada diukakinya..
Kernet melihat arah belakang dengan kecemasan kecil dia berdoa agar semua lancar..
Smua dilalui dengan mudah.,.

Kernet mulai bias tersenyum..
Dia merasakan genggaman ditangannya mulai menebal..
Sang sopir hanya diam ditempat dia duduk seperti biasanya..
Tujuan,,tujuan dan tujuan dalam pikirannya dan tanpa menoleh ke sang kernet..
Dia muali asik mengarahkan BUS dengan lingkaran besar didadanya..

Dibelokan ketiga setelah tanjakan roda BUS menginjak kerikil kecil..
Hanya sebagian BUS yang tergoyang..
Tapi BUS mulai tereasa oleng..
Ternyata Paku kecil yang tumpul dengan karat – karat yang mengenai roda..

Sopir terdiam lagi menghentikan BUS..
Kernet Panik,, gelisah,, berfikir untuk memperbaiki semuanya..
Sang sopir Marah,, menyalahkan,, mendesak desak dan meluikai hati kernet..
Sang kernet berusaha memperbaiki semuanya dan memastikan semuanya akan baik2 saja..

Diujung jalan yang sepi, Gelap mulai terasa,,
Sang sopir bekerja keras untuk mengemudikan BUS..
Kernet membantunya untuk melalui jalan itu..
Kesalahan kecil yang dilakuykan kernet mendapat imbalan kata2 “BODOH”

Ternyata rasa jengkel mulai ada dalam hati sang kernet..
Dia tidak lagi memikirkan tujuan dalam BUS itu..
Dia hanya merasakan kekecewaanya pada sang Sopir..
Sang sopir tidak menyadarinya..

Sang kernet memutuskan untuk Turun dari BUS..
Dia tidak lagi memikirkan kesetiaanya pada BUS..
Sang sopir diam dan merasa hanya dirinya yang merasa benar..

Tapi malangnya.. diujung jalan ada jurang didalam kegelapan itu ..
BUS tak lagi menuju Puncak Gunung..
Bus terperosok kedalam sunyinya jurang..
Sketika sopir berfikir tentang kemarahannya,, ketidak percayaanya dan kekasaranya pada sang kernet..
Tpi smua telambat..
Sang Kernet selamat dan tidak tahu apa yang dirasakan hatinya..


Sang SOPIR jika mampu membalikkan waktu,, dai tidak mau lagi menjadi Sopir yang seperti itu..
Sang KERNET jika mampu mengembalikan waktu,, HANYA DIA YANG TAU ISI DIHATINYA